5 Hal Mendasar Yang Perlu Dipahami Tentang Chatbot !
Chatbot |
Bagi kebanyakan orang teknologi ini masih sangat asing, padahal tahun 2018 ini sudah mulai banyak brand yang menggunakan chatbot, dan di 2018 akan semakin banyak yang memanfaatkan teknologi chatbot ini, karena lebih efisien, dan mempererat hubungan dengan konsumen sebagai bagian dari Customer Relationship Management (CRM). Hal Ini akan menjadi rangkaian disrupsi digital, terutama untuk bisnis outsourcing customer care yang saat ini banyak kurang berkembang. Berikut beberapa hal mendasar yang harus dipahami tentang chatbot.
1. Berpotensi Menggeser Fungsi Aplikasi di Ponsel
Saat ini banyak sekali brand yang membuat aplikasi di ponsel baik itu berbasis android atau ios. Tujuannya apa? Untuk berinteraksi dengan konsumen, notifikasi info promo, memperoleh data konsumen, atau bertransaksi.
Masalah terbesar dari aplikasi ialah ukuran yang besar, dan sudah terlalu kompetitif. Konsumen saat ini sangat selektif mendownload aplikasi, karena akan menghabiskan kuota internet, dan juga memakan memori ponsel yang tidak sedikit. Ini masih ditambah pula dengan pembaharuan aplikasi rutin, maka akan memakan kuota lagi dan lagi.
Kehadiran chatbot akan menjadi solusi yang sangat menarik, karena brand dapat berinteraksi dengan konsumen, atau calon pembeli via platform yang sudah sering dimanfaatkan konsumen seperti messenger (WA, Line, Telegram, BBM dll), dan lebih interaktif. Konsumen tidak sungkan untuk menambahkan sebagai teman, karena efeknya tidak banyak, berbeda dengan mendownload aplikasi.
2. Mengancam Pekerjaan Customer Care
Sebenarnya beberapa perusahaan rintisan digital seperti Salestock sudah memanfaatkan chatbot di tahun ini. Beberapa perusahaan konvensional juga sudah memanfaatkannya misal Unilever, Microsoft, Pos Indonesia dan BCA. Tapi saya memprediksi di 2018 akan semakin banyak perusahaan yang akan memanfaatkan chatbot, karena sudah banyak yang mengedukasi chatbot.
Berdasarkan presentasi dari salah satu vendor chatbot, beberapa bank juga akan meluncurkan fitur chatbotnya. Saya juga sempat membaca BNI sudah membuat chatbot, tinggal menunggu perijinan untuk bisa melakukan transaksi.
3. Fingsi Utama Chatbot untuk Melakukan Interaksi, Transaksi, Edukasi dan Pengumpulan Data
Saya mencerna empat fungsi diatas menjadikan alasan utama brand memanfaatkan chatbot. Chatbot dapat digunakan untuk beriteraksi terhadap konsumen, menjadi teman curhat untuk konsumen, sehingga menjalin kedekatan secara emosional.
Kedua juga dapat melakukan edukasi mengenai spesifikasi produk, kegunaan, dan saran produk yang tepat. Apabila cukup handal, maka bisa saja langsung dilakukan transaksi, misalnya langsung diarahkan ke link situs web ecommerce yang memasarkan produk tersebut.
Di sisi lain, chatbot dapat digunakan untuk mengumpulkan data seperti Jemma yang dimiliki oleh Unilever. Fungsi utamanya ialah mengumpulkan data konsumen, berujung personalisasi iklan, dan CRM.
4. Teknologi yang akan Tren dan Booming di Tahun 2018
Sebenarnya beberapa perusahaan rintisan digital seperti Salestock telah memanfaatkan chatbot di tahun 2017 ini. Beberapa perusahaan konvensional juga telah memanfaatkannya misal Unilever, Pos Indonesia, Microsoft dan BCA. Tapi saya memprediksi di tahun 2018 bakal semakin banyak perusahaan yang akan memanfaatkan chatbot ini, karena sudah banyak yang mengedukasi chatbot.
Berdasarkan presentasi yang muncul dari salah satu vendor chatbot, beberapa bank juga bakal meluncurkan fitur chatbotnya. Saya juga sempat membaca BNI telah membuat chatbot, tinggal menunggu perijinan untuk dapat melakukan transaksi.
Baca juga 5 Laptop untuk Programmer dengan Spesifikasi Gahar dan Harga Murah!
5. Chat yang Berkembang Saat Ini, Menempel pada messengger atau fitur chat di situs web dan masih sederhana
Chatbot yang berkembang di Indonesia saat ini sebagian besar menempel di messenger seperti Line, FB Messenger, Telegram. Atau menempel di fitur chat yang ada di situs web, misalnya yang Anda bisa lihat di Salestock.com.
Saya mencoba beberapa chatbot, dan saya melihat masih sangat sederhana, dan belum benar-benar memahami bahasa manusia. Tapi jangan salah, karena chatbot ini berbasis Artificial Intelligence (AI), semakin banyak brand yang menggunakan, dan semakin banyak konsumen yang berinteraksi, maka mesin ini akan belajar makin cepat, dan makin pintar. Bayangkan satu vendor tentunya akan memegang bukan hanya satu perusahaan, bahkan beberapa vendor sudah juga memasuki pasar UKM.
Oleh karena itu asupan informasinya akan semakin deras, maka ke depan mesinnya akan makin pintar, karena makin memahami bahasa dan konteks konsumen Indonesia, dengan berbagai bahasa slank, bahasa gaul, bahkan juga bahasa daerah. Saya yakin di pertengahan hingga akhir 2018, ketika berinteraksi dengan chatbot sudah lebih “manusiawi” dibandingkan saat ini.
tuhunugraha.com/digital-strategy/2017/12/23/5-hal-mendasar-yang-perlu-dipahami-tentang-chatbot/
0 Response to "5 Hal Mendasar Yang Perlu Dipahami Tentang Chatbot !"
Post a Comment